KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI #3
Secara tradisional, fungsi tes-tes psikologis adalah untuk mengukur perbedaan-perbedaan antara individu atau perbedaan reaksi individu yang sama terhadap berbagai situasi yang berbeda. Salah satu masalah awal yang mendorong pertumbuhan tes-tes psikologis adalah identifikasi orang-orang yang terbelakang mental.
Dorongan kuat pada perkembangan awal tes-tes agaknya didapatkan dari kebutuhan akan penilaian yang muncul dari dunia pendidikan.
Penggunaan tes-tes dalam konseling individu secara bertahap meluas dari bimbingan yang berlingkup sempit menyangkut rencana pendidikan dan pekerjaan sampai terlibatnya semua aspek kehidupan seseorang.
Apa tes psikologi itu?
-Sample perilaku:
Tes psikologis pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sample perilaku tertentu.
Nilai diagnostik atau prediktif tes psikologis tergantung pada sejauh mana tes itu menjadi indikator dari bidang perilaku yang relatif luas dan signifikan.
Butir-butir soal tes tidak perlu sama persis dengan perilaku yang hendak diprediksi oleh tes itu.
Konsep kapasitas mencakup sampel jenis-jenis perilaku yang dibutuhkan untuk mempelajari bahasa baru, tetapi sampel itu sendiri tidak mengadaikan pengetahuan.
-Standarisasi:
Standarisasi menyiratkan keseragaman cara penyelenggaraan dan penskoran tes. Dalam situasi tes, variabel independen tunggal kerap kali adalah individu yang sedang di tes. Untuk menjamin keseragaman kondisi-kondisi tes, penyusun tes menyediakan petunjuk-petunjuk yang rinci bagi penyelenggaraan setiap tes yang baru dikembangkan.Langkah penting lainnya dalam standarisasi tes adalah penetapan norma-norma.
-Pengukuran kesulitan yang objektif
Definisi tes psikologis pada pembahasan ini akan menunjukan bahwa tes semacam ini dicirikan sebagai ukuran yang objektif sekaligus dilakukan. Jadi, penyelenggaraan, penilaian, dan interpretasi skor adalah objektif sejauh skor-skor tak tergantung pada penilaian subjektif penguji tertentu.
Penentuan tingkat kesulitan sebuah butir soal atau seluruh tes, didasarkan pada prosedur-prosedur empiris yang objektif.
-Keandalan
Evaluasi objektif atas tes-tes psikologis, terutama mencangkup keandalan dan validitas tes dalam situasi-situasi khusus. Keandalan tes adalah konsistensi skor-skor yang didapatkan oleh orang-orang yang sama ketika dites ulang dengan tes yang sama atau dengan tes yang ekuivalen dengan tes sebelumnys.
-Validitas
Validitas memberikan pemeriksaan langsung pada sejauh mana tes tertentu memenuhi fungsinya. Penentuan validitasbiasanya memerlukan kriteria independen dan eksternal tentang apapun yang terjadi sasaran pengukuran tes tersebut.
Korelasi atau koefisien validitas yang tinggi akan menunjukan bahwa individu yang mendapat skor tinggi pada tes, cukup berhasil di sekolah kedokteran, sementara yang skornya rendah, tidak berhasil di sekolah kedokteran. Koefisien validitas itu memungkinkan kita untuk menentukan seberapa dekatnya kinerja kriteria dapat diprediksi dari skor-skor tes.
Cukup sekian ulasanya semoga dapat bermanfaat ;)
Daftar pustaka: Anastasi Anne, Susaba Urbina (2007). Tes Psikologi. Edisi Ketujuh. Jakarta: PT indeks
Mengapa disiplin mempengaruhi prestasi belajar? apakah terdapat hubunganya?
ReplyDeletemari kita ulas sebagai berikut..
Rendahnya tingkat keberhasilan siswa bukan hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru, tapi dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, sesuai dikemukakan oleh Kartono K (1985:1), “Dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal, dan faktor eksternal.” Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, terdiri atas kecerdasan, bakat, perhatian, motivasi, disiplin, kesehatan jasmani dan cara belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiri dari lingkungan sekolah, peralatan sekolah, teman, keluarga, masyarakat, dan lain-lain.
Soegeng Prijodarminto, (1993: 15) mengemukakan “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban”. Disiplin memang susah dalam penerapan dan berat untuk dilakukan, namun apabila kita tetap untuk disiplin maka hasil yang akan diperoleh cenderung akan sesuai dengan yang diinginkan. Menurut Rugun (1991:20);
Aspek-aspek penting yang mempengaruhi penerapan disiplin tersebut adalah: (a) ketepatan waktu, (b) ketaatan dalam mengikuti aturan-aturan yang didasari kerelaan hati untuk melaksanakan aturan dan menghindari larangan-larangan, (c) tanggung jawab terhadap segala kegiatan.
Berdasarkan pengertian psikologi pendidikan yaitu memperhatikan proses belajar mengajar, seperti hubungan antara motivasi dan performa di sekolah.
Motivasi di sini mengenai kedisiplinan yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk disiplin dan disesuaikan dengan kepribadian individu tersebut juga.
Sekian ulasanya. Mohon maaf jika ada kalimat yang salah, terimakasih semoga bermanfaat untuk kita untuk belajar menjadi disiplin dengan waktu
sumber: Feldman, Robert (2012). Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-27881-10.%20NIM.%20708310115%20BAB%20I.pdf